Minggu, 04 Maret 2012

Wanita Bahan Bakar Neraka


Wanita  Bahan Bakar Neraka

SIKAP SEORANG MUKMINAH TERHADAP PERINTAH ALLAH DAN RASUL-NYA 
 “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menetapkan aturan hukum di antara mereka ialah ucapan "Kami mendengar, dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan” (QS An Nuur 51 – 52)  

“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”  (QS Al Ahzab 36)


AYAT-AYAT AL QUR’AN DAN HADITS RASULULLAH TENTANG HIJAB
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Al Ahzab 59)

 *  Jilbab menurut pengertian bahasa dan syari’ah  ialah : “sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada”  
  “Katakanlah kepada wanita yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya” (QS An Nuur 31)



PENJELASAN TENTANG ARTI :   “ yang biasa nampak dari padanya”
  1. Suatu ketika Al Fadhl Bin Abbas membonceng Rasulullah e,  tiba-tiba datang seorang wanita dari kabilah Khots’am, ia pun menoleh dan menatap wajah wanita itu, wanita itu pun demikian. Lalu Rasulullah e memalingkan muka Al Fadhl ke arah yang lain (HR Al Bukhari)
  2. Dari Aisyah Radhiyallohu ‘anha bahwa Asma Binti Abu Bakar (adik Aisyah) masuk rumah Rasulullah e sedangkan ia memakai baju tipis, maka Rasulullah melarangnya seraya berkata : “Wahai Asma’, sesungguhnya bila seorang wanita telah haidh maka ia dilarang memperlihatkan anggota badannya kecuali ini dan ini, sambil menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya” (HR Abu Dawud dan dinyatakan Shahih oleh Syaikh Nashiruddin Al Albani)        

 LARANGAN BAGI ISTRI UNTUK MEMASUKKAN TAMU KETIKA SUAMINYA TIDAK ADA DI RUMAH
 “Sebab itu maka wanita yang shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada”. (QS An Nisa’ 34)

NILAI KETAATAN ISTRI KEPADA SUAMI
 “Apabila seorang wanita menegakkan sholat lima waktu, berpuasa dengan sungguh-sungguh di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana pun yang ia mau”  (Shahih Riwayat Ibnu Hibban)

WANITA ADALAH MAYORITAS PENGHUNI NERAKA
Dari Abi Said Al Khudzri beliau berkata : “Suatu hari Rasulullah sedang berangkat ke tempat sholat Ied Al Adha (atau Fithri), beliau melewati sekelompok wanita, Lalu beliau bersabda : “Wahai kaum wanita bershodaqohlah kalian,  karena Allah perlihatkan kepadaku bahwa kalian adalah penghuni neraka yang paling banyak”. Salah seorang di antara mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, mengapakah kebanyakan dari kami menjadi mayoritas penghuni neraka?" Beliau menjawab, "(Karena) kalian sering melaknat dan mengingkari (kebaikan) suami, dan tidaklah aku pernah melihat (seorang) di antara kalian para wanita yang lemah akal serta agamanya, lebih berakal dari (seorang laki- laki) yang berakal". Wanita itu bertanya lagi, "Apa maksud dari kurangnya akal dan agama?" Beliau pun menjawab, "Adapun kelemahan akal. Karena persaksian dua orang wanita sebanding dengan persaksian seorang laki-laki. Inilah (tanda) kurangnya akal, serta kalian berdiam selama beberapa hari tidak melaksanakan shalat, serta berbuka di (siang hari) Ramadhan. Inilah (indikasi) kurangnya agama.“ (HR Bukhari & Muslim)

ANCAMAN ALLAH BAGI MEREKA YANG “BERPAKAIAN TAPI TELANJANG”

Rasulullah bersabda : “Ada dua golongan penduduk neraka yang aku belum pernah melihat mereka. Sekelompok orang yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk mencambuk manusia dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi (sebenarnya mereka) telanjang, mereka telah melanggar (larangan Allah) dan menyebabkan orang lain menyimpang, kepala mereka seperti punuk unta yang sempoyongan, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium bau surga sedangkan bau surga bisa tercium dari jarak sekian-sekian” (HR Muslim)
 Dalam riwayat lain disebutkan “dari jarak limaratus tahun perjalanan”
 Imam Nawawi menjelaskan bahwa makna “berpakaian tetapi telanjang” adalah : “menutupi sebagian badannya tetapi menampakkan bagian yang lain dengan tujuan menonjolkan dan mempertontonkan kecantikannya atau sejenisnya”  (Riyadhus Shalihin 581 -582)

LARANGAN TASYABBUH (MENIRU-NIRU) DALAM BERPAKAIAN DAN BERPERILAKU  
Rasulullah  melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki  (HR. Hakim, Abu Dawud Nasa’i & Ibnu Majah, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al Albani)
  1. Rasulullah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki(HR Bukhari)
  2. Ada tiga kelompok manusia yang tidak akan masuk surga : orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, Duyyuts (suami yang membiarkan istrinya melanggar larangan Allah dan Rasul-Nya), laki-laki yang menyerupai wanita” (Shahih riwayat Al Hakim, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al Albani)
  3. “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka”. (HR Abu Dawud, dinyatakan shahih oleh Syaikh Al Albani)
KESIMPULAN TENTANG HIJAB  MUSLIMAH SHALIHAH
  1. Pakaian yang menutup seluruh tubuh wanita selain wajah dan telapak tangan
  2. Longgar, tidak menonjolkan lekuk-lekuk tubuh dan menjulur ke bawah hingga menutupi dada
  3. Tidak mencolok dan “ngejreng
  4. Bukan pakaian khas laki-laki atau pakaian khas agama lain
  5. Tidak tabarruj, dandanan tidak menor, tidak lemah gemulai ketika berbicara di hadapan yang bukan mahramnya       
             






Majelis Dzikir Ahbabur Rasul SAW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar